Menkeu Tolak APBN untuk Bayar Utang Whoosh, Danantara dan KCIC Cari Skema Baru
- account_circle Al Muhammad
- calendar_month Sab, 18 Okt 2025

Kereta Cepat Whoosh
Jakarta, Kekehe – Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh kembali menuai sorotan publik. Menteri Keuangan Republik Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa, menegaskan bahwa pemerintah menolak penggunaan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk menutup utang proyek strategis nasional tersebut.
Purbaya menegaskan, posisi pemerintah tetap tegas dalam hal pembiayaan proyek Whoosh. Menurut dia, selama struktur pembayarannya tertata baik dan transparan, pihak pemberi pinjaman seperti China Development Bank (CDB) tidak akan mempermasalahkan.
“Pemerintah tidak ingin APBN digunakan untuk menutup utang Whoosh. Selama pembiayaannya jelas dan terukur, pihak CDB tentu memahami,” kata Purbaya di Jakarta, Kamis (16/10/2025).
Purbaya menambahkan, saat ini Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) memiliki kemampuan finansial untuk membantu menutup beban utang sebesar Rp 2 triliun per tahun melalui penerimaan dividen dari berbagai BUMN.
“Danantara menerima dividen hampir Rp 90 triliun per tahun. Itu cukup untuk menutup Rp 2 triliun pembayaran tahunan proyek kereta cepat,” ujarnya.
Namun, pernyataan Purbaya segera dibantah oleh pihak Danantara. Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir, menegaskan bahwa dana dividen BUMN yang dikelola pihaknya tidak akan digunakan untuk membayar utang proyek apa pun.
“Tidak ada untuk bayar utang. Semua hasil dividen itu akan difokuskan pada investasi,” ujar Pandu di Hotel Luwansa, Jakarta.
Menurut Pandu, seluruh aset yang dikelola Danantara ditujukan untuk memperkuat investasi jangka panjang, bukan membiayai utang badan usaha milik negara (BUMN). Sementara itu, diskusi dengan kementerian terkait masih berlangsung untuk mencari jalan keluar terbaik bagi pembiayaan proyek Whoosh.
- Penulis: Al Muhammad
