Proyek CCS ExxonMobil Picu Lompatan Teknologi di RI
- account_circle Al Muhammad
- calendar_month Jum, 25 Jul 2025

Foto: Kantor ExxonMobil Perusahaan asal Paman Sam
Jakarta, Kokehe – Hubungan dagang Indonesia dan Amerika Serikat kembali menghangat. Tak hanya bicara soal ekspor-impor, sejumlah perusahaan besar AS juga menyatakan keseriusan untuk berinvestasi di Indonesia, salah satunya ExxonMobil dengan rencana investasi jumbo senilai USD 10 miliar.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa investasi ini berkaitan dengan proyek carbon capture and storage (CCS), teknologi yang dianggap penting untuk mengurangi emisi karbon.
“ExxonMobil sedang berbicara dengan Indonesia untuk membangun carbon capture and storage senilai 10 miliar dolar,” ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (25/7).
Di sisi lain, ada kabar baik bagi sektor padat karya di Indonesia. Pemerintah berhasil melobi Amerika untuk menurunkan tarif impor barang Indonesia dari 32 persen menjadi 19 persen. Penurunan ini sangat penting untuk menjaga daya saing ekspor dan melindungi lapangan kerja.
“Kalau tarif tetap 32 persen, itu sama saja dengan embargo dagang. Dampaknya bisa fatal, terutama bagi sekitar satu juta pekerja di sektor padat karya,” tegas Airlangga.
Pemerintah juga belum berhenti sampai di situ. Negosiasi terus berlanjut, dengan harapan beberapa komoditas unggulan Indonesia bisa masuk pasar AS tanpa bea alias dengan tarif 0 persen. Produk seperti kelapa sawit, kakao, kopi, dan komponen industri menjadi prioritas utama dalam pembicaraan.
“Fokus kami pada produk yang tidak diproduksi di Amerika. Ini membuka peluang ekspor tanpa hambatan dan memperkuat daya saing industri lokal,” tambahnya.
Meski kerja sama dengan AS membuahkan hasil positif, Airlangga mengingatkan bahwa Indonesia tak boleh bergantung pada satu pasar saja. Kontribusi ekspor ke AS mencapai 11,22 persen, dan mencari penggantinya bukan perkara mudah.
“Kalau pasar AS terganggu, dampaknya langsung terasa ke jutaan pekerja. Maka dari itu, kita juga harus cari pasar baru, meskipun tidak semudah membalik telapak tangan,” tutup Airlangga.
- Penulis: Al Muhammad
