Komitmen Berkelanjutan, Harita Nickel Sabet Penghargaan Subroto 2025
- account_circle Al Muhammad
- calendar_month Ming, 26 Okt 2025

Direktur Utama Harita Nickel Roy Arman Arfandy bersama Komisaris Utama Harita Nickel Donald J Hermanus menerima Penghargaan Subroto 2025 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, diwakili oleh Kepala Badan Geologi, Dr.Ir.Muhammad Wafid A.N.,M.Sc pada Jumat 24 Oktober 2025 malam di Jakarta.
Jakarta, Kokehe Harita Nickel meraih dua penghargaan dalam ajang Penghargaan Subroto 2025 yang digelar Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jakarta, Jumat (24/10).
Penghargaan tersebut diberikan atas kontribusi perusahaan di bidang pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat sekitar wilayah operasionalnya di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara.
Direktur Utama Harita Nickel Roy Arman Arfandy menyebut pencapaian ini sebagai wujud komitmen perusahaan terhadap praktik pertambangan yang berkelanjutan.
“Kami percaya bahwa keberlanjutan hanya dapat tercapai apabila perusahaan dan masyarakat tumbuh bersama,” ujarnya.
Harita Nickel memperoleh penghargaan Kategori Pendidikan melalui program Rumah Belajar Komunitas dan Kategori Kesehatan lewat program Soligi Zero Stunting.
Kedua inisiatif yang dijalankan oleh PT Gane Tambang Sentosa dan PT Gane Permai Sentosa itu berfokus pada peningkatan literasi anak serta pengentasan stunting di desa sekitar tambang.
Hingga pertengahan 2025, program Soligi Zero Stunting berhasil menurunkan angka stunting di Desa Soligi, dengan 21 dari 25 anak keluar dari status stunting.
Penghargaan Subroto merupakan ajang tertinggi di sektor energi dan sumber daya mineral. Tahun ini lebih dari 3.400 badan usaha pertambangan berpartisipasi, dengan penilaian yang mencakup aspek inovasi hingga keberlanjutan program.
Harita Nickel berkomitmen untuk terus menjalankan praktik pertambangan yang bertanggung jawab serta mendorong pembangunan berkelanjutan di Pulau Obi.
Tentang Harita Nickel
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel merupakan bagian dari Harita Group yang mengoperasikan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi berkelanjutan di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara.
Selain IUP Pertambangan, perusahaan sejak 2017 telah memiliki pabrik peleburan (smelter) nikel saprolit dengan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan sejak 2021 juga memiliki fasilitas pengolahan dan pemurnian (refinery) nikel limonit dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) di wilayah operasional yang sama. Kedua fasilitas tersebut hadir untuk mendukung amanat hilirisasi dari pemerintah Indonesia.
Harita Nickel menjadi pionir di Indonesia dalam pengolahan dan pemurnian nikel limonit (kadar rendah) dengan teknologi HPAL. Teknologi ini mampu mengolah nikel limonit yang sebelumnya tidak dimanfaatkan, menjadi produk bernilai strategis berupa Mixed Hydroxide Precipitate (MHP).
Dengan teknologi yang sama, MHP sebagai intermediate product telah berhasil diolah menjadi produk akhir berupa Nikel Sulfat (NiSo4) yang merupakan material inti pembuatan katoda sumber energi baru, yaitu baterai kendaraan listrik.
- Penulis: Al Muhammad
