Korupsi di Tanah Sula menjadi Budaya dan Kebiasaan
- account_circle Asrul Umarama
- calendar_month Jum, 17 Okt 2025

Asrul umarama (Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara)
Mereka telah membuat masalah yang tidak diterima masyarakat kepsul dalam hal suap-pungli. Sementara Dinas Kesehatan Kepsul, Suryati Abdulah, Andi Muhammad Khairul Akbar alias puang, selaku kontraktor tetapi ia sebagai kaki tangan pauang hanya untuk melakukan kejahatan.
Menurut George c. Homans mengatakan struktur berskala luas hanya dapat dipahami jika kita memahami perilaku soal mendasar memadai sebab proses pertukan di identik ditingkat individual dan masyarakat. Lihat Bagong Suyanto DKK. 2001:248. Kekuatan struktur sangat dipengaruhi oleh relasi pertukaran antar aktor yang menggerakan. Perilaku menyimpag kemudian hanya dapat dijelaskan melaui perilaku sosial yang dapat diamati;
Sebab sebua struktur pada dasarnya memiliki aktor yang mempunyai peran kunci dimana ia berpegang pada sistem yang mapan atau mengubah sistem. Motif utama ialah agar sistem besar itu terus bergerak ke arah yang lebih progresif atau sebaliknya, tergantung aktor yang mengerakan.
Tindakan ini sendiri biasanya dijadikan oleh para oknom sebagai alat alam mencari penghasilan diuar gaji yang telah di terima. Menurut kamus besar bahasi indonesia (KBBI) Pungli atau pun penguatan liar merupakan kegiatan meminta sesuatu dalam bentuk uang dan lain sebagainya, kepada seseorang (lembaga).
Masyarakat sula yang selalu menjunjung tinggi kesopaan serta keramah-tamahan. Sayangnya, hal ini dimanfaatkan oleh sejumlah oknum dalam melakukan berbagai penguatan liar. Akibatnya, kepercayaan masyarakat kepada pemerintah ataupun pejabat daera semakin berkurang. Alhasil rasa cinta tana air mulai terkikis. Rasa peduli, dalam masyarakat pun kian menipis dengan berpikir segala sesuatu bisa diatur dengan uang.
Penguatan liar, yang dilakukan secara terus-menerus serta secara sistematik serta dalam waktu jangka yang lama akan melahirkan budaya yang buruk, yakni budaya koruptif. Pungli telah menjadi budaya, tentu akan sangat suit untuk di sembuhkan. Namu, jika banyak orang-orang banyak yang kemudian terbiasa memperkaitkan nilai-nilai kebaikan dalam keseharianya, niscaya budaya baik akan terpica.
- Penulis: Asrul Umarama
- Editor: Muhammad S. Haliun
